Sabtu, 05 Januari 2019

CONTOH PENERAPAN Model Spiral

  • Spiral Model
Spiral model diusulkan oleh Boehm pada tahun 1988 sebagai pendekatan alternative dari model waterfall. Model ini menggunakan fitur yang ada pada model waterfall dan prototype. Setiap tahapan model ini selalu dilakukan risk analisys dan verivikasi atau testing. Spiral model merupakan proses yang pendekatannya bersifat realistis pada software besar karena proses dari awal sampai proses pengiriman dan perbaikan dapat dipahami dengan baik oleh clieent dan developer. Model ini mempunyai rangkaian kerja yang iterasi (peningkatan pada model) awal yang berbentuk prototype dan kemudian iterasi selanjutnya akan menjadi perkembangan dari model sebelumnya. Model ini dapat terus digunakan meskipun software sudah dikirimkan karena proses (siklus)dapat berputar lagi jika ada perubahan pada software sampai tidak ada permintaan perupbahan pada software oleh client.





Ada 6 pembagian proses pembuatan pada spiral model :
  1. Komunikasi Pelanggan.
  2. Perencanaan.
  3. Analisis resiko.
  4. Perekayasaan.
  5. Konstruksi dan Peluncuran.
  6. Evaluasi Client
Kelebihan model Spiral :
  • Setiap tahap pengerjaan dibuat prototyping sehingga kekurangan dan apa yang diharapkan oleh client dapat diperjelas dan juga dapat menjadi acuan untuk client dalam mencari kekurangan kebutuhan.
  • Lebih cocok untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar.
  • Dapat disesuaikan agar perangkat lunak bisa dipakai selama hidup perangkat lunak komputer. 
  • Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan bereaksi terhadap resiko setiap tingkat evolusi karena perangkat lunak terus bekerja selama proses.
  • Menggunakan prototipe sebagai mekanisme pengurangan resiko dan pada setiap keadaan di dalam evolusi produk.
  • Tetap mengikuti langkah-langkah dalam siklus kehidupan klasik dan memasukkannya ke dalam kerangka kerja iteratif.
  • Membutuhkan pertimbangan langsung terhadp resiko teknis sehingga mengurangi resiko sebelum menjadi permaslahan yang serius.

Kekurangan model Spiral :
  • Banyak konsumen (Client) tidak percaya bahwa pendekatan secara evolusioner dapat dikontrol oleh kedua pihak. Model spiral mempunyai resiko yang harus dipertimbangkan ulang oleh konsumen dan developer.
  • Memerlukan tenaga ahli untuk memperkirakan resiko, dan harus mengandalkannya supaya sukses.
  • Belum terbukti apakah metode ini cukup efisien karena usianya yang relatif baru.
  • Memerlukan penaksiran resiko yang masuk akal dan akan menjadi masalah yang serius jika resiko mayor tidak ditemukan dan diatur.
  • Butuh waktu lama untuk menerapkan paradigma ini menuju kepastian yang absolute.
  • CONTOH PENERAPAN
APLIKASI PEMASANGAN LAYANAN REGULER SMART PT.PLN (PERSERO) MENGGUNAKAN SPIRAL MODEL
ABSTRAK
PT.PLN (persero) WS2JB Area Palembang adalah perusahaan yang bergerak di bidang Energi Listrik yang merupakan salah satu perusahaan BUMN di kota Palembang. Perkembangan teknologi telah membawa PT.PLN (persero) dengan kebutuhan akan informasi. Layanan mengenai pemasangan daya listrik PT.PLN (persero) disebut sebagai layanan Reguler Smart (RESA). Dalam proses pemasangan Layanan RESA dan proses penyimpanan data pemasangan layanan RESA PT. PLN (Persero) WS2JB yang digunakan saat ini belum terkomputerisasi secara keseluruhan. Hal ini menyebabkan staff administrasi kesulitan dalam pengolahan data serta proses birokrasi yang terlalu panjang menyebabkan proses pemasangan layanan RESA memakan waktu yang lama. Selain itu, proses administrasi yang masih menggunakan paper seperti formulir pengajuan pemasangan RESA menyebabkan data tidak tertata rapi, data menjadi bertumpuk, sehingga memerlukan tempat ruang penyimpan yang cukup besar seperti lemari dan ruangan arsip khusus, serta menyulitkan dalam proses pencarian data. Dalam pembuatan aplikasi ini digunakan metode pengembangan sistem yaitu Spiral Model. Aplikasi ini menyediakan basisdata yang dapat menyimpan data-data pemasangan layanan RESA, sehingga tidak memerlukan ruang khusus / lemari untuk meletakkan arsip / tumpukan kertas. Selain itu, dapat mempercepat proses pemasangan layanan RESA, dikarenakan proses birokrasi yang terpusat pada staff admin saja. Sehingga tidak perlu menunggu waktu 3-4 hari, pemasangan layanan RESA sudah dapat dilakukan.
  1. PENDAHULUAN
PT.PLN (Persero) WS2JB Area Palembang adalah perusahaan yang bergerak di bidang Energi Listrik yang merupakan salah satu perusahaan BUMN di kota Palembang. Perkembangan teknologi telah membawa PT.PLN (persero) dengan kebutuhan akan informasi. PT.PLN (persero) hingga saat ini telah memberikan pelayanan mulai dari pemasangan baru, penambahan daya, sampai dengan pencabutan. Layanan mengenai pemasangan, pencabutan dan penambahan daya listrik pada PT.PLN (persero) disebut sebagai layanan Reguler Smart (RESA).  Dalam proses pemasangan Layanan RESA dan proses penyimpanan data pemasangan layanan RESA PT. PLN (Persero) WS2JB yang digunakan saat ini belum terkomputerisasi secara keseluruhan, pelanggan harus datang dan mengisi formulir pengajuan pemasangan RESA di bagian administrasi, bagian administrasi memberikan formulir ke pelanggan untuk diisi dengan lengkap dan membayar biaya pemasangan RESA. Dengan proses pemasangan layanan RESA yang masih belum terkomputerisasi menyebabkan staff administrasi kesulitan dalam pengolahan datanya dengan proses birokrasi yang terlalu panjang menyebabkan proses pemasangan layanan RESA memakan waktu yang lama. Selain itu, proses administrasi yang masih menggunakan paper seperti formulir pengajuan pemasangan RESA menyebabkan data tidak tertata rapi, data menjadi bertumpuk, sehingga memerlukan tempat ruang penyimpan yang cukup besar seperti lemari dan ruangan arsip khusus, serta menyulitkan dalam proses pencarian datanya.   Beberapa penelitian mengenai pembuatan aplikasi yang sudah pernah dilakukan antara lain, penelitian yang dilakukan kridalukmana, d.k.k membuat aplikasi layanan perawatan dan penitipan hewan berbasis SMS gateway. Metodologi yang digunakan dalam perancangan program aplikasi ini mengadopsi metodologi penelitian waterfall.[1].  Mustika juga melakukan penelitian tentang aplikasi tracking paket barang ekspedisi menggunakan bahasa pemrograman Borland Delphi 2007 dan Ms. Access 2007. Teknik pengembangan yang digunakan adalah waterfall. [2] Kemudian migunani juga pernah melakukan penelitian mengenai Microsoft Solution Framework sebagai model proses pengembangann perangkat lunak berbasis milestoe, tinjauan pada fase Envisioning dan planning.[3] Ketiga penelitian tersebut membuat sebuah aplikasi, dimana metode penelitianyang dilakukan oleh peneliti menggunakan waterfall. Dalam pengembangan sistem selain mengunakan waterfall, model spiral juga dapat digunakan seperti dalam penelitian yang pernah dilakukan oleh Fatkur Rokhman, Wamiliana dan Dian Kurniasari. Peneliti membuat aplikasi penentuan jarak minimum dengan mengimplementasikan metode Dynamic Programming.[4]. Nugraha, Setia Jevri, Wamiliana, dan Dian Kurniasari juga melakukan penelitian menggunakan model spiral. Hasil penelitian adalah menghasilkan media pembelajaran interaktif yang dapat digunakan sebagai media pendukung dalam proses belajar mengajar.[5] Penelitian yang menggunakan model spiral juga dilakukan oleh thoyib. Hasil penelitian adalah sebuah aplikasi pelayanan pelanggan berbasis sms gateway.[6] Model Spiral terdiri dari beberapa tahapan yaitu perencanaan, analisis dan desain, pembuatan prototype, pengujian dan penggabungan. Dalam melakukan pengujian aplikasi ini dibutuhkan metode pengujian sistem seperti penelitian yang pernah dilakukan oleh Arzan Muharom, Rinda Cahyana, H. Bunyami, metode pengembangan Rapid Application Development (RAD) dan untuk pengujian aplikasi menggunakan metode pengujian Black Box yang terdiri dari pengujian Usability serta User Statisfaction Testing. Hasil dari penelitian ini berupa aplikasi sunda berbasis android yang memiliki fitur budaya sunda untuk melengkapi fitur terjemahan kosa kata bahasa sunda yang telah dilakukan pada penelitian sebelumnya [7]. Dari permasalahan-permasalahan yang telah dijelaskan, maka dibutuhkan suatu aplikasi yang dapat mempermudah dalam pengolahan data, mempercepat proses birokrasi dalam pemasangan layanan RESA menggunakan model spiral.
  • METODE PENELITIAN





Dalam Spiral Model, pengembangan tidak dilakukan langsung secara penuh dari kebutuhan aplikasi yang dikembangkan, namun aplikasi akan dikembangkan secara bertahap dengan menggunakan prototype. Hal ini ditujukan agar fungsi-fungsi yang terdapat pada sistem dapat lebih terfokus, sehingga mengoptimalkan proses pengujian pada sistem yang dikembangkan[8]. Adapun tahapan dari model spiral dapat dilihat pada gambar 1.





Dari gambar 1 metode perancangan, tahapan-tahapan yang dilakukan dapat dijelaskan sebagai berikut :
  1. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini, peneliti menentukan nama dari aplikasi ini. Aplikasi ini diberi nama Aplikasi Pemasangan Layanan RESA menggunakan Model Spiral. Aplikasi bertujuan untuk mempermudah dalam pengolahan data serta mempercepat proses birokrasi dalam pemasangan layanan RESA.
  • Tahap Analisis dan Desain
Pada tahap ini melakukan analisis pada bagaimana proses pemasangan layanan RESA yang berjalan saat ini, pengumpulan data, mengetahui kekurangan dan permasalahannya. Selain itu, pada tahap ini peneliti melakukan desain aplikasi yang akan dibuat.
  • Membangun Prototype
Pada tahap ini membangun prototype yang terdiri dari prototype form pemasangan, memo pemasangan, surat jalan pemasangan serta laporan hasil pemasangan layanan RESA.
  • Pengujian Aplikasi
Pada tahap ini melakukan pengujian aplikasi dengan menggunakan metode black-box untuk memastikan form dan menu berfungsi dengan baik.
3.                    HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Perencanaan
Aplikasi ini diberi nama Aplikasi Pemasangan Layanan RESA menggunakan Model Spiral. Aplikasi bertujuan untuk mempermudah dalam pengolahan data serta mempercepat proses birokrasi dalam pemasangan layanan RESA.Aplikasi ini terdiri beberapa user dimana user terdiri dari pelanggan, staff admin, dan staff  trans energi. Adapun data yang dibutuhkan untuk pembuat aplikasi layanan pelanggan Reguler Smart terdiri dari pelanggan, data pengajuan pemasangan layanan RESA, data pembayaran layanan RESA,data Memo pemasangan layanan RESA, data Surat jalan pemasangan layanan RESA, data Wilayah, data Admin, data Laporan Hasil Pemasangan.
3.2 Analisis dan Desain
3.2.1 Analisis Masalah
Saat ini proses pemasangan belum berbentuk sebuah aplikasi, dimana pelanggan mengajukan permohonan untuk pemasangan dengan mengisi forrmulir dan melakukan pembayaran yang kemudian diserahkan kepada staff admin. Staff admin melakukan pembuatan nota dan memo, dimana nota diserahkan kepada pelanggan dan memo diserahkan kepada staff trans energi. Staff trans energi membuatkan surat jalan yang diberikan kepada operator pelaksana untukt dapat melakukan pemasangan. Adapun flowchart pemasangan layanan RESA dapat dilihat pada gambar 2. Berikut ini.
Berdasarkan penjelasan gambar 2, flowchart prosedur pengajuan pemasangan layanan RESA, dari prosedur yang berjalan saat ini memiliki beberapa kekurangan seperti: 1. Belum adanya aplikasi yang dapat mempermudah dalam pengolahan data layanan reguler smart  2. Layanan reguler smart masih menggunakan paper seperti dalam proses pengajuan pemasangan, pembuatan memo dan surat jalan masih dilakukan secara manual. 3. Staff mengalami kesulitan dalam pencarian data dikarenakan banyaknya file pelanggan RESA yang bertumpuk dan tidak tertata rapi secara baik yang tidak terorganisasi sehingga data sering tercampur dengan data yang lain. 4. Penyimpanan berkas memerlukan space yang cukup dan memakan tempat hal ini kurang efektif.
3.2.2 Analisis Resiko
Adapun analisis resiko yang dilakukan oleh peneliti dalam pembuatan aplikasi pemasangan layanan RESA adalah sebagai berikut :
1. Dalam pembuatan aplikasi ini, jika terdapat kekurangan Sumber Daya/personil, maka resiko yang terjadi adalah waktu pengerjaan akan menjadi semakin lama, tidak tepat waktu serta mengakibatkan pengeluaran biaya yang tidak terduga diluar perkiraan sehingga mempengaruhi rencana proyek pembuatan aplikasi pemasangan layanan RESA.
2. Adanya sumber daya/personil yang tidak terlatih maka resiko yang terjadi adalah mempengaruhi hasil dan penurunan kualitas dari pembuatan aplikasi pemasangan layanan RESA.
Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi resiko-resiko diatas adalah sebagai berikut :
1. Dalam pembuatan aplikasi ini, dipersiapkan sumber daya yang cukup dan pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas mengenai pengerjaan proyek.
2. Sumber daya/personil harus terlatih dan memiliki keahlian sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang telah diberikan.
3.2.3 Desain
Desain yang dibuat adalah desain interface (antarmuka) aplikasi. Adapun desain interface aplikasi pemasangan layanan RESA sebagai berikut :
  1. Form Input Pengajuan Pemasangan Layanan RESA
Form input pengajuan pemasangan layanan RESA digunakan untuk mengajukan pemasangan RESA yang dapat dilihat pada Gambar 3 form pengajuan pemasangan layanan RESA.





Form input pengajuan pemasangan layanan RESA
digunakan sebagai pengganti formulir pengajuan pemasangan layanan RESA yang berjalan saat ini, hal ini dilakukan untuk meminimalisir penggunaan paper yang dapat mengakibatkan penumpukan kertas dan menyulitkan dalam pencarian data. Pengisian formulir yang dilakukan secara manual memperlambat proses pemasangan layanan RESA. Karena semuanya dilakukan secara manual, dengan rancangan form ini, untuk pengisian wilayah, area, rayon tidak ditulis manual, penginput hanya memilih sesuai dengan yang ada pada daftar. 
  • Form Input Memo Pemasangan Layanan RESA
Form input memo pemasangan layanan RESA digunakan untuk mengajukan pemasangan RESA yang dapat dilihat pada Gambar 4 form memo pemasangan layanan RESA.





Form input memo pemasangan layanan RESA digunakan untuk menggantikan form memo yang masih manual. Pada formform memo pemasangan RESA ini staff admin cukup melakukan penginputan id pelanggan, tgl pemasangan dan isi memo. Untuk nama, alamat, dan no telp akan terisi otomatis sesuai dengan id pelanggan yang diinput oleh staff admin. Pengisian data nama, alamat, dan no.telp secara otomatis dapat meminimalisir kesalahan dalam penginputan data. Selain itu, dapat mencegah terjadinya redudansi data pada basisdata.
  • Form input  Pembayaran Pemasangan Layanan RESA





Form input pembayaran layanan RESA digunakan untuk menginput data pembayaran, dimana pelanggan melakukan pembayaran, bukti pembayaran tersebut diberikan kepada staff admin. Staff admin melakukan penginputan data pembayaran, dimana nama akan muncul otomatis saat staff admin menginput id pelanggan. Pengisian data nama secara otomatis dapat meminimalisir kesalahan dalam penginputan data. Selain itu, dapat mencegah terjadinya redudansi data pada basisdata. 
  • Form input Wilayah Pemasangan Layanan RESA Form input  wilayah digunakan untuk menambahkan wilayah / area pemasangan layanan RESA. Adapun Form input  wilayah pemasangan layanan RESA dapat dilihat pada gambar 6.





Prototype input wilayah terdiri dari kode wilayah, nama wilayah dan rayon. Penginputan wilayah dilakukan untuk mempermudah dalam pengisian data pemasangan. Sehingga pada saat mengisi data pemasangan tidak perlu menginput data wilayah, cukup dengan memilih daftar wilayah yag telah ada sesuai dengan yang ada pada basis data.
  • Form input SPJ Pemasangan Layanan RESA
Gambar 7 merupakan gambar Form input  SPJ pemasangan layanan RESA.





Form input  SPJ pemasangan layanan RESA berisikan data surat jalan pemasangan, dimana outputnya nanti akan dicetak dan diberikan kepada kepala staff operator pelaksana sebagai pengantar untuk melakukan pemasangan. Hal ini dilakukan untuk menggantikan pembuatan SPJ pemasangan yang masih dilakukan secara manual, dan dapat mengurangi penumpukan kertas.
3.3 Pembuatan Prototype
Aplikasi ini dibuat dengan menggunakan borland delphi 2007 dan Microsoft Access 2007. Adapun prototype aplikasi pemasangan layanan RESA sebagai berikut :
  1. Form Pengajuan Pemasangan Layanan RESA Form pemasangan layanan RESA digunakan untuk mengajukan pemasangan layanan RESA yang dapat dilihat pada Gambar 8.





Pada gambar 8 semua komponen yang ada pada form berfungsi dengan baik, dan data yang diinput masuk (terinput) kedalam database. Pada semua komponen form harus diisi, tidak boleh ada data yang kosong, jika terdapat komponen form yang belum diisi maka akan muncul validasi “ maaf, haraf isi semua data”. Form ini harus diisi semua, jika salah satu tidak terisi maka akan muncul peringatan “maaf, haraf isi semua data”. Hal ini dapat menghindari terjadinya data-data yang kosong/tidak lengkap.
  • Form Memo Pemasangan RESA
Form Memo Pemasangan digunakan bagian administrasi untuk membuat memo Pemasangan yang dapat dilihat pada Gambar 9.





Pada gambar 9 pengujian yang dilakukan adalah menguji semua komponen yang ada pada form berfungsi dengan baik, dan data yang diinput masuk(terinput) kedalam database. Komponen form untuk nama, alamat dan no.hp muncul otomatis saat id pelanggan diinput. Hal ini dapat mempermudah dan mempercepat proses penginputan data yang dilakukan oleh staff admin.  Form ini juga harus diisi semua, jika salah satu tidak terisi maka akan muncul peringatan “maaf, haraf isi semua data”. Hal ini dapat menghindari terjadinya data-data yang kosong/tidak lengkap.
  • Form SPJ Pemasangan
Gambar 10 merupakan pengujian yang dilakukan pada form pemabayaran pemasangan layanan RESA.





Pada gambar 10 Forrm SPJ pemasangan layanan RESA, form ini harus diisi semua, jika salah satu tidak terisi maka akan muncul peringatan “maaf, haraf isi semua data”. Hal ini dapat menghindari terjadinya data-data yang kosong/tidak lengkap.
  • Form Wilayah Pengujian form wilayah dapat dilihat pada gambar 11.





Form wilayah pemasangan pada gambar 11, merupakan form yang digunakan untuk menambahkan dan menampilkan data wilayah-wilayah pemasangan layanan RESA PT.PLN (persero) WS2JB area palembang. Form ini harus diisi semua, jika salah satu tidak terisi maka akan muncul peringatan “maaf, haraf isi semua data”. Hal ini dapat menghindari terjadinya data-data yang kosong/tidak lengkap.
  • Form Pembayaran Layanan RESA





Form pembayaran merupakan form yang digunakan untuk menginput data pembayaran pemasangana layanan RESA yag dilakukan oleh pelanggan yang dapat dilihat pada gambar 12.
Pada gambar 12, staff admin cukup menginput data no pembayaran, untuk data pemasangan staff admin hanya mengklik tombol yang terdapat disebelah komponen form no pemasangan sehingga muncul rekap data pemasangan, staff admin cukup memilih data pemasangan yang melakukan pembayaran tersebut. Hal ini, tentu dapat mempermudah staff admin dalam penginputan data dan menghindari terjadinya penginput data pemasangan pada pembayaran.
Form ini harus diisi semua, jika salah satu tidak terisi maka akan muncul peringatan “maaf, haraf isi semua data”. Hal ini dapat menghindari terjadinya data-data yang kosong/tidak lengkap.
3.4 Pengujian
Pada tahap pengujian ini, pengujian dilakukan dengan menggunakan metode black-box. Metode pengujian Black Box Testing adalah salah satu metode pengujian aplikasi yang mana kita tidak perlu tahu apa yang sesungguhnya terjadi dalam aplikasi atau perangkat lunak [9].  Pengujian Black Box Testing teridiri dari Usability Test dan User Statisfaction yang akan mengidentifikasi kesalahan dalam beberapa kategori, yang mana diantaranya, kesalahan interface, fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan pada struktur data ataupun akses database eksternal, kesalahan inisialisasi serta terminasi dan lainnya [10].
Pengujian yang dilakukan adalah dengan mengamati input dan outputdari aplikasi ini. Pada pengujian aplikasi dengan metode black box, teknik yang digunakan adalah error guesting dimana pengujian dilakukan dengan membuat daftar kemungkinan kesalahan yang akan terjadi pada aplikasi, serta pengujain juga dilakukan sesuai / mengikuti alur pengujian seuai dengan daftar kemungkinan kesalahan yang telag dibuat. Berikut ini daftar pengujian yang dilakujkan pada aplikasi pemasangan layanan beserta hasil pengujian yang telah dilakukan secara komulatif :





Dari tabel yang tertampil di atas, terlihat bahwa aplikasi ini secara umum sudah dapat berjalan dengan baik pada sistem operasi windows, bahkan dengan spesifikasi yang telah diuji-cobakan dengan prosesor intel pentium IV sampai dengan procesesor dual core dan quad core.
  • KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan prototype aplikasi layanan pelanggan RESA dalam menunjang pengolahan data diperoleh beberapa kesimpulan yaitu :
1. Aplikasi ini dapat mempermudah staff admin dalam pengolahan data pemasangan layanan RESA serta dalam pencarian datanya.
2. Aplikasi ini menyediakan basisdata yang dapat menyimpan data-data pemasangan layanan RESA, sehingga tidak memerlukan ruang khusus / lemari untuk meletakkan arsip / tumpukan kertas.
3. Aplikasi ini, mempercepat proses pemasangan layanan RESA, dikarenakan proses birokrasi yang terpusat yaitu pada staff admin saja. Sehingga tidak perlu menunggu waktu 3-4 hari, pemasangan layanan RESA sudah dapat dilakukan 
SUMBER :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar